Setelah didekati, korban tidak ditemukan di sekitar perahunya.
Mendapatkan laporan tersebut, warga segera menghubungi Kantor SAR Pangkalpinang untuk melakukan pencarian.
Tim SAR langsung diterjunkan untuk melakukan pencarian di area perairan tempat perahu korban terakhir terlihat.
Pencarian dilakukan menggunakan rubber boat meski cuaca mendung dan angin yang tidak terlalu kencang. Namun, kondisi tersebut memicu gelombang tinggi yang diduga menjadi penyebab terbaliknya perahu korban.
I Made Oka Astawa mengimbau kepada masyarakat untuk selalu menggunakan alat keselamatan saat beraktivitas di perairan, seperti pelampung, bahan bakar cadangan, dan peralatan komunikasi.
Hal ini penting untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, terutama di tengah cuaca yang kurang mendukung.
Selain itu, Kasi Penanggulangan Bencana, Satpol-PP dan Damkar Kabupaten Bangka Selatan, Wardi Zoel Hatif, mengungkapkan bahwa Nawir saat itu tengah mencari ikan sendirian dengan jarak sekitar lima kilometer dari pesisir pantai Batu Kodok.
Cuaca mendung dan angin yang tidak begitu kencang memang dapat memicu terjadinya gelombang tinggi yang menyebabkan kecelakaan laut ini.
Keluarga korban juga mengungkapkan bahwa Nawir memiliki riwayat penyakit jantung, yang mungkin memperburuk kondisinya saat perahu terbalik.
Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, dan nelayan setempat terus melakukan pencarian hingga akhirnya korban ditemukan.
Pencarian yang penuh tantangan ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antar instansi dalam menangani bencana dan kecelakaan laut. (bilitonnews.co)