Opini  

Rahasia Bumi: Kopi, Kambing Menari

Ilustrasi Foto Legenda dan Mitos tentang Kopi.

Mereka juga mendiskusikan soal-soal politik, sosial, dan keagamaan sambil minum kopi.

Rumah kopi dengan cepat menjadi pusat penting pertukaran informasi, hingga sering disebut sebagai Schools of the Wise.

Penolakan terhadap kopi sempat muncul.

Banyak penguasa menganggap rakyatnya menghabiskan terlalu banyak waktu dengan bersenang-senang di kedai kopi.

Apalagi kedai kopi juga menjadi ajang pesta-pora, main judi, catur, dan permainan terlarang lainnya.

Sekelompok kaum muslim marah karena kopi yang dianggap sebagai teman ibadah diperlakukan seperti itu.

Mereka menutup paksa kedai-kedai kopi.

Bahkan di Konstantinopel terjadi kekerasan.

Seseorang yang dianggap melanggar kesucian kopi diikat pada sebuah kantong kulit dan dilemparkan ke sungai.

Untuk mengatasi gejolak kopi ini, pemerintah setempat mengambil jalan tengah.

Kedai kopi boleh dibuka jika mereka bersedia membayar pajak.

Pada 1511, Gubernur Mekah sempat memberi fatwa bahwa minum kopi sama seperti anggur.

Rumah kopi dipaksa tutup.

Sebabnya banyak gunjingan dan kritik yang dinilai berasal dari gosip di rumah kopi.

Selama abad ke-16, banyak pemimpin dan pemuka agama Arab yang mengecam kopi.

Saking banyaknya orang kecanduan minum kopi, Sultan Sulaiman, penguasa Turki, mengenakan pajak bagi kopi pada 1554.

Para peminum kopi bergeming.

Mereka tetap menyeruput kopi diam-diam.

Hingga tak ada larangan lagi.

Singkat cerita, kopi tertuang terus tak terbendung.

Marwah kopi sebagai minuman kebaikan pelan-pelan kembali.

Di Mekah tempat pertemuan orang Islam sedunia, kopi sangat populer.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *