Tak hanya itu, Afa juga menegaskan bahwa pers berhak menjalankan fungsi kontrol sosial. Ia bahkan melempar “sayembara” unik sebagai bentuk komitmennya terhadap disiplin ASN.
“Kalau ada ASN yang nongkrong di warung kopi saat jam kerja dan pakai seragam dinas, tolong foto dan kirim ke saya. Saya kasih Rp500 ribu,” ucapnya disambut gelak tawa dan tepuk tangan para wartawan.
Pokja Wartawan Harap Silaturahmi Jadi Agenda Rutin
Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Wartawan Kabupaten Beltim, Suherman Fuad, menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan kegiatan tersebut.
Menurutnya, momen ini membuka ruang komunikasi yang lebih terbuka dan membangun antara pemerintah daerah dan kalangan media.
“Acara ini sangat positif dan kami harap bisa terus dilaksanakan secara rutin. Ini bukan hanya ajang silaturahmi, tapi juga ruang sinergi yang sehat antara jurnalis dan pemerintah,” kata Herman.
Ia juga mengusulkan agar Pemkab mengadakan pelatihan jurnalistik untuk meningkatkan kapasitas para wartawan lokal.
Selain itu, Herman meminta bantuan perlengkapan kerja seperti alat tulis serta kegiatan press gathering untuk mempererat hubungan antarlembaga.
“Kami juga berharap ada kesempatan untuk belajar ke luar daerah, agar bisa menimba pengalaman dari rekan-rekan wartawan di daerah lain,” harapnya.
Acara malam itu pun menjadi refleksi penting bahwa kemitraan antara media dan pemerintah harus dibangun di atas fondasi saling percaya, keterbukaan, dan komitmen terhadap pembangunan daerah melalui informasi yang sehat. (*/bilitonnews.co)
