Dari PHK hingga Pandemi: Perjalanan Panjang Menuju Berkah
Joni dan Inna bukan orang asing dalam menghadapi kesulitan. Sejak menikah tahun 2002, mereka sempat bekerja di hotel-hotel besar, Joni di Four Seasons, Inna di Le Meridien.
Namun krisis datang silih berganti. Joni kehilangan pekerjaannya saat hotel direnovasi dan tak kembali dipanggil. Setelah sempat bekerja di hotel lain, akhirnya mereka memutuskan berwirausaha.
Warung bubur ayam sempat mereka kelola di kawasan UI Depok. Tapi pandemi COVID-19 memaksa mereka berhenti total selama hampir tiga tahun.
Di tengah keterbatasan itu, mereka menemukan ide untuk memproduksi bakso sendiri dari 2 kilogram daging yang tersisa di kulkas. Inna menjualnya lewat jaringan lama, termasuk kenalan hotel, dan perlahan usaha bakso itu berkembang.
Mereka memberi nama merek dagangnya: TuTea, diambil dari nama ibu mertua, dan telah resmi didaftarkan ke HAKI.
Ketulusan dan Keberanian Membuahkan Hasil
Meski sempat disindir oleh tetangga karena ikut berdagang di acara umat Katolik, Joni tetap teguh.
“Paus Fransiskus bukan hanya milik umat Katolik, tapi tokoh dunia. Kebaikan beliau dirasakan semua orang,” ujarnya.
Kini kehidupan mereka mulai stabil. Selain minuman dan bakso, Joni dan Inna juga merambah usaha kue dan catering kecil-kecilan. Mereka bersyukur atas momen bersejarah itu, yang menjadi titik balik hidup mereka.
“Kalau saja Paus tidak datang, mungkin kami tidak pernah tahu bagaimana rasanya jualan dengan omzet ratusan juta dalam sehari,” kata Inna lirih, mengenang.